SURABAYA: Pengamat ekonomi Kwik Kian Gie menilai Menteri Keuangan Sri Mulyani telah mempermalukan bangsa Indonesia dengan mengajukan permohonan utang yang disampaikan melalui Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton saat melawat ke Indonesia, pekan lalu.
Menkeu Sri Mulyani (kiri) dinilai mempermalukan Indonesia di mata Amerika Serikat.
"Semua tahu AS sedang mengalami keterpurukan ekonomi, bahkan mendapatkan pinjaman dari China sebesar US$1 triliun dan dari beberapa negara lain. Kok malah Menkeu minta pinjaman. Ini kan lucu dan memalukan," ujarnya seusai menghadiri Seminar tentang 'Kondisi Politik dan Ekonomi Indonesia Dewasa Ini' di Imperial Bollroom Pakuwon Golf and Family Club Surabaya, Sabtu (21/2).
Kwik mengatakan bahwa permintaan pinjaman kepada AS tersebut tidak seharusnya dikatakan Menkeu, karena justru memperlihatkan kebodohan pemerintah Indonesia. "Kalaupun ada yang mengatakan Hillary merespons positif, itu bukan berarti AS akan memberikan pinjamannya."
Pada kesempatan tersebut, Kwik yang mantan Menteri Koordinator Ekonomi pada 1999 - 2000 itu juga mengkritisi devisa Indonesia yang diperoleh dengan jalan yang hina, yaitu melalui ekspor Tenaga Kerja Wanita (TKW) dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
“Memang devisa negara dari TKI dan TKW di luar negeri sangat besar, yaitu sekitar US$14 miliar, tetapi ini diperoleh dengan jalan yang sangat menyakitkan hati,” kecamnya.
Dia beralasan, banyak diantara tenaga kerja tersebut yang diperlakukan tidak semestinya di sana. Bahkan tidak sedikit yang disiksa dan tidak dibayar oleh majikannya.
“Pemerintah mengatakan bahwa mereka adalah pahlawan devisa Indonesia. Saya katakan, jika ada pahlawan devisa, penghianat devisanya mana,” ujar fungsionaris Partai PDI-Perjuangan yang juga mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional & Ketua Bappenas pada 2001 - 2004 itu.
Sebab, menurut Kwik, separuh dari nilai devisa dari 'pahlawan devisa' tersebut hilang untuk membayar segelintir Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia. (kb8)
Sumber: www.kabarbisnis.com
Sabtu, Februari 21, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar