AMAZING FAMILY

Selasa, Mei 09, 2006

Sing ora iso boso jowo yo meneng wae
ojo melu ngguyu, engko dikiro wong edan

How deep is your love (Bee Gees) : Duwekmu kok jero 'men

Saturday night fever (Bee Gees) : Meriang ning nekat ngapel

All night long (Lionel Richie) : Lek-lek'an / wayangan (ngebyar)

Lost in love (Air Supply) : Katresnan kebablasan

Summertime (jazz) : Ketiga (wis suwe ora udan)

Grease (Bee Gees) : Kinclong

I started a joke (Bee Gees) : Wiwit ndagel

In the morning (Bee Gees) : Esuk uthuk-uthuk

Words (Bee Gees) : Nggedebus

Highway star (Deep Purple) : Jago trek-trek'an

Billy Jean (Michael Jackson) : Tuku katok Levis

Soldier of fortune (Deep Purple) : Perjurit beja

Mama (Genesis) : Mbok'e

Another day in paradise (Phill Collins) : Suk'mben ing swarga

All blues (George Benson) : Kelunturan katok Levis

Againts all odds (Phill Collins) : Ganep

Still (Lionel Richie) : Isih (durung entek)

Stuck on you (Lionel Richie) : Kecanthol sliramu

Truly (Lionel Richie) : Tenan'e

Like a virgin (Madonna) : Ketok'e perawan (jebul wis .... )

Don't cry for me, Argentina (Madonna) : Sragen, aja nangis

Black white (Michael Jackson) : Ireng putih (album 'Seragam sinoman')

Killing me softly (Roberta Flack) : Di-ithik-ithik sak-modar'e

Release me (Engelbert Humperdinck) : Cul'na aku

My way (Frank Sinatra) : Sak-karepku (album Dikandhani ora nggugu')

I don't like to sleep alone (Paul Anka) : Kelonana aku

Fragile (Sting) : Bala pecah

Hands clean (Alanis Morissette) : Cawik / cewok (album 'Bar ngising')

Believe (Cher) : Ngandel-andel'ke ('peh bapake tentara wae)

I still believe (Brenda K Star) : Isih ngandel-andel'ke (bapake wis pensiun)

Shy guy (Diana King) : Ki Joko Clingus (kancane Ki Joko Bodo)

Wild woman (Michael Learns to Rock) : Wedokan galak

Torn (Natallie Imbruglia) : Suwek / dedel duel

Don't speak (No Doubt) : Meneng'a wae

La copa de la via (Ricky Martin) : Ayo bal-balan

Smoke gets in your eyes (jazz) : Klilipen kebul

Something stupid (R William & Nicole Kidman) : Guoblok

Kiss me (Sixpence None The Richer) : Sun 'sik ho

Viva forever (Spice Girls) : Viva wae (album 'Pupur murah')

Uptown girl (Westlife) : Anak'e wong sugih (album 'Golek maratuwa')

Don't stop me now (Queen) : 'Ngko 'sik (album 'Di-kon adus')

Bohemian rhapsody (Queen) : Ketawang Bu Hemi

We will rock you (Queen) : Dak-balang watu sisan, kowe (album 'Gelut')

Always (Bon Jovi) : Mesthi ngono

Bed of roses (Bon Jovi) : Sar kembang

Alone (Heart) : Ijen (album 'Kendel tenan')

Self control (Laura Branigan) : Kont(r)ol'e dhewe

Warrior (Pat Benatar) : Gali

The temple of the king (Rainbow) : Candi raja

Sailing (Rod Stewart) : Numpak prau layar (Waljinah)

Jump (Van Halen) : Njondil (album 'Kaget')

Almost unreal (Roxette) : Ora umum

Black magic woman (Santana) : Mak Lampir

Smooth (Santana) : Lunyu (album 'Kepleset')

Always somewhere (Scorpion) : Mblayang wae

Still loving you (Scorpion) : Dak-enteni randha-mu

So young (The Corrs) : Soyang (soyang soyang mbathika plangi .... )

After all (Al Jarreau) : Keri dhewe gondol wewe

Forever young (Alphaville) : Awet enom

Woman in love (Barbra Streisand) : Suminten edan (ketoprak)

Mandy (Barry Manilow) : Adus

Suddenly (Billy Ocean) : Mak-jegagik

If (Bread) : Yen

My heart will go on (Celine Dion) : Ati-ku bablas

The prayer (Andrea Bocelli & Celine Dion) : Mbah Modin

I've never been to me (Charlene) : Durung tau karo Tomi

Hard to say I'm sorry (Chicago) : Emoh njaluk ngapura

Zombie (Cranberries) : Gendruwo

Boulevard (Dan Byrd) : Dalan gede

Lady Valentine (David Gates) : Putri Solo

Emotion (Destiny's Child) : Muntab

If we hold on together (Diana Ross) : Yen Gegandengan tangan

It's you (Dionne W & Stevie W) : Jebul sliramu

Hotel California (Eagles) : Losmen Kali Pepe

Big big world (Emilia) : Donya'ne gedhe banget

More than words (Extreme) : Nggedebus tenan

In your eyes (George Benson) : Blobok

Careless whisper (George Michael) : Seneng ngrasani tangga

I don't have the heart (James Ingram) : Rempela thok

Just once (James Ingram) : Sepisan wae

Beautiful girl (Jose Mari Chan) : Bocah ayu

Pretty boy (M2M) : Banci

Smile again (Manhatan Transfer) : Ayo ngguyu (Waljinah)

Paint my love (Michael Learns to Rock) : Nge-cet omah morotuwa

I'll be here waiting for you (Richard Marx) : Dak-cegat nyang kene

2 Become 1 (Spice Girls) : Ilang siji

Babe (Styx) : Maratuwa-ku wong Betawi

Mermaid (Tatsuro Yamashita) : Iwak ayu

Lea (Toto) : Liya (dudu sing kuwi)

Just the way you are (Billy Joel) : Sak-karepmu

Long train running (Doobie W) : Kepalang sepur

O Danny boy (tradisional Irlandia) : Jebul'e anake Dani to!

Blueberry hill (Louis Armstrong) : Gunung Pare (saingane Silir)

Another clown (Leon) : Badut liyane
Lengkapnya »»»

Senin, Mei 01, 2006


GUBERNUR JATIM
BANTAH GANJAL
PROYEK LAMONG BAY

Bisnis Indonesia
SURABAYA:
Gubernur Jawa Timur Imam Utomo menegaskan Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak akan mengeluarkan rekomendasi dan menolak tudingan Walikota Surabaya Bambang DH yang menilai Pemprov Jatim mengganjal rencana pembangunan pelabuhan peti kemas di Kali Lamong yang dikenal proyek Lamong Bay.

“Selama menjabat gubernur, beliau juga tidak pernah merekomendasikan pembangunan proyek itu. Sebab, Perda No 4 Tahun l996 tentang Tata Ruang yang telah diputuskan DPRD Jatim menetapkan perluasan Pelabuhan Surabaya ke arah wilayah kabupaten Bangkalan Madura,” tegas Asisten II (Bidang Ekonomi Pembangunan) Gubernur Jatim Sutjahjono, akhir pekan lalu.

Gubernur Jatim sendiri langsung memerintahkan kepada Asisten II, Kepala Bappeprov Hadi Prasetyo dan Kepala Dinas Infokom Suprawoto untuk memberikan klarifikasi tentang ketidakbenaran tudingan Walikota Bambang DH yang dinilai menyudutkan, menyinggung perasaan dan membuat gerah itu.

Menurut Hadi Prasetyo, Pemprov Jatim memang pernah menerima tembusan surat Pemkot Surabaya yang ditujukan kepada Menkimpraswil tentang niat pemkot membangunan proyek peti kemas di kawasan Kali Lamong seluas 50 Ha. “Namun, sifatnya hanya tembusan dan tidak pernah memberikan rekomendasi. Jadi tidak seluas 350 Ha seperti yang dikemukan pemkot,” kata Hadi Presetyo.

Kepala Bappeprov juga menolak klaim Walikota yang menyatakan bahwa proyek Lamong Bay seluas 350 ha telah mendapat persetujuan Presiden Megawati Sukarnoputri, sebab persetujuan Presiden hanya terbatas kepada pengembangan pelabuhan seluas 50 hektar. “Terus terang, kami terkejut dengan pernyataan Walikota yang akan membangun pelabuhan seluas 350 hektare,” katanya.

Walau tidak menutup mata atas pentingnya perluasan pelabuhan Tanjung Perak, Hadi Prasetyo menilai Pemkot tidak bisa bertindak secara internal tanpa mempertimbangkan keterpaduan kepentingan lokal, regional dan nasional dalam setiap pembangunan yang melibatkan daerah lainnya.

Pemprov nampaknya lebih setuju jika pembangunan pelabuhan dilakukan di kawasan Bangkalan Madura dengan alasan lebih prospektif ketimbang Lamong Bay. “Pemkot jangan bersikap seolah-olah mengecilkan fungsi jembatan Suramadu. Sebab, jembatan Suramadu itu jauh lebih perpekstif dibanding Lamong Bay,” tambah Sutjahjono.

Sebelumnya, Walikota Surabaya Bambang DH melontarkan protes kepada Gubernur Jatim Imam Utomo, karena belum menyetujui pembangunan terminal peti kemas Lamong Bay. Pernyataan dilontarkan seusai menghadiri presentasi konsultan dan Pelindo III mengenai studi amdal proyek Lamong Bay di ruang sidang Walikota, Kamis (11/03).

Pemkot Surabaya dan Pelindo III berencana membangun pelabuhan terminal peti kemas di Kali Lamong kota Surabaya seluas 340 hektare. Proyek senilai Rp6,5 triliun yang hanya memakan kurang dari 20 persen dari Teluk Lamong dengan luas total mencapai 1.700 hektare itu direncanakan diselesaikan dalam tiga tahap.

Tahap pertama yang diperkirakan menelan dana Rp1,5 triliun meliputi pembangunan zona dermaga dan terminal peti kemas. Tahap dua dengan beaya yang sama berupa pembangunan industry zone seluas sekitar 60 hektare dan tahap ketiga berbeaya Rp3,5 triliun meliputi pembangunan zona industri dan fasilitas umum. Pembangunan komplek pelabuhan Lamong Bay yang juga akan dilengkapi sarana rekreasi, lahan parkir yang luas dan sarana pariwisata air itu diperkirakan selesai waktu 5 tahun. (k10)
Lengkapnya »»»

FUBORU PASOK PARTS
MERCEDES BENZ

Bisnis Indonesia
SURABAYA:
Produsen suku cadang otomotif PT Fuboru Indonesia Group (FIG) melalui distributornya PT HRL International tengah menyiapkan order salah satu orderdil (parts) yakni saringan udara (air filter) yang dipesan pabrik mobil Mercedes Benz di Jerman.

Menurut Direktur PT HRL Internasional Agung Heryan Widigdo, meskipun bervolume kecil yakni 1.000 pieces perbulan, pesanan saringan udara bagi mesin kendaraan Mercedes Benz itu membuktikan bahwa teknologi temuan perusahaannya mulai mendapat pengakuan di tingkat internasional.

“Kami tengah mempersiapkan ekspor air filter tersebut. Paling lambat, bulan depan kami sudah bisa melakukan pengiriman perdana produk yang menggunakan merk Airtech,” ujar Agung kepada Bisnis di kantornya di kawasan industri Trosobo Kabupaten Sidoarjo, Jatim, kemarin.

Selain memasok Airtech ke produsen Mercedes Benz di Jerman, FIG juga mendapat order ekspor penyaring udara ke Amerika Serikat dan Singapura. FIG kini tengah menjajaki membuka pasar ekspor ke Filipina dan negara-negara Asean lainnya.

Airtech sendiri merupakan satu perangkat air filter bagi kendaraan roda empat yang merupakan integrasi teknologi penyaring udara hasil produksi FIG sebelumnya seperti Power Air Screw (PAS), Air Cleaner (Vihole), Oil Filter (Magnetic) dan Filter Technology/Filter Solar (Filtech).

Produk suku cadang berlabel HRL Motortech tersebut diantaranya adalah filter udara, filter bensin, pemanas solar, kanvas rem motor, knalpot motor dan aki motor. Khusus produk saringan udara, HRL memproduksi sekitar 50 item untuk berbagai merek mobil dengan harga kompetitif.

Pada bagian lain keterangannya, Agung mengungkapkan upaya FIG untuk mendapatkan hak paten produk inovatifnya ke-19 negara di antaranya, Jepang, China, Taiwan, Hongkong, Thailand, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Italia, Selandia Baru, Australia dan Jerman.

Walau persaingan di bisnis suku cadang otomotif kian ketat, FIG yakin mampu bersaing karena mampu menjual hasil teknologinya dengan harga yang relatif lebih murah ketimbang parts original. “Kami tidak sekadar memproduksi suku cadang. Namun, kami selalu berupaya untuk melakukan inovasi sehingga kualitasnya nyaris setara genuine parts,” ujarnya. (k10)
Lengkapnya »»»

JANGAN HAKIMI TIM INVESTIGASI
BOM BALI

Kamis, 28 November 2002
SURABAYA, Sinar Harapan - Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Susilo Bambang Yudhoyono meminta masyarakat tidak terburu-buru menghakimi dengan tuduhan tak objektif terhadap cara kerja dan hasil investigasi polisi terhadap kasus peledakan bom Bali.

“Selayaknya semua pihak memberikan tanggung jawab dan ruang kerja yang penuh kepada polisi untuk melaksanakan investigasi secara menyeluruh,” tegasnya kepada wartawan sebelum berbicara di depan sekitar seratus kiai, ulama dan tokoh masyarakat Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (27/11).

Acara itu dihadiri sejumlah tokoh Islam Jatim di antaranya Ketua PW Muhammadiyah Jatim Dr. Fasichul Lisan Apt, Ketua PWNU Jatim Drs. KH Ali Maschan Musa MSi, KH Muchit Muzadi, dan Ketua MUI Jatim KH Masduqi Baidhowi.

Permintaan itu disampaikan Menko Polkam menanggapi kian santernya kritik terhadap kerja aparat kepolisian dan tim investigasi bom Bali yang dengan cepat berhasil menangkap para tersangka.

“Bagaimana mungkin tidak objektif? Semua berangkat dari tempat kejadian perkara (TKP), menggunakan cara-cara scientific serta menggunakan sistem dan peralatan yang canggih,” ujarnya.

Lulusan Akabri tahun 1973 itu mengimbau masyarakat untuk menghormati hasil investigasi polisi. Yudhoyono juga menolak penilaian bahwa terorisme identik dengan Islam. Yang terlibat bukanlah ras, suku atau agama tertentu, tetapi oknumnya sehingga tidak tepat jika tindakan kekerasan itu dikait-kaitkan dengan agama atau sukunya.

Hal senada disampaikan Habib Husyein bin Ali Al Habsyi, yang mengatakan bahwa pelaku bom Bali jangan dilihat dari Islamnya tetapi oknumnya. Maka ia juga mengingatkan kepada umat Islam agar menunjukkan sikap dan perilaku yang baik. “Kita harus menunjukkan bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin (Islam adalah rahmat bagi seluruh alam),” ujarnya.

Habib Husyein yang berbicara di kantor Indonesia Democracy Monitor (Indemo), Jakarta, Rabu (27/11) sore dengan topik ‘Islam dan Terorisme dan Tatanan Dunia yang Tidak Adil’ itu mengemukakan ketidaksetujuannya terhadap sikap yang ditunjukkan Front Pembela Islam (FPI), atau Laskar Jihad yang merajam anggotanya di Ambon karena berzinah.

“Radikal itu bagi kita adalah radikal dalam mengatasi kebodohan,” tuturnya. (bud/ayu)
Lengkapnya »»»

KETENANGAN BERANJAK
dari PONDOK PESANTREN
AL ISLAM
Sabtu, 9 November 2002
LAMONGAN, Sinar Harapan – Pekan lalu mungkin menjadi waktu terakhir bagi seluruh warga Dusun Tenggulun, Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, untuk menikmati nuansa tenang dan damai kampung mereka. Sejak Selasa (5/11) siang, suasana dusun yang terletak di bukit kapur pantai utara Lamongan itu terusik.


Mereka tidak menduga 'keributan' kecil yang terjadi Selasa siang itu ternyata berdampak internasional. Maklum, puluhan polisi yang datang dengan beberapa truk tengah mencari Amrozi (35 th), warga Tenggulun yang menjadi tersangka pengeboman di Kuta Bali, 12 Oktober lalu.

Sejak itulah, 'sedikit kebisingan' mengusik dusun yang berjarak sekitar 8 km dari jalan utama pantura Tuban - Gresik tersebut. Polisi mapun puluhan wartawan dalam dan luar negeri silih berganti mendatangi.

Yang paling diusik adalah keluarga besar Pondok Pesantren Al Islam yang berada di Dusun Tenggulun. Masalahnya, Amrozi disebut sebagai orang yang memiliki keterkaitan dengan Ponpes yang didirikan tahun 1992 itu.

“Kami jadi lebih sibuk. Kalau diterima, kegiatan kami jadi terganggu. Namun, kami akan berdosa kalau tidak menerima karena Islam mewajibkan umatnya untuk menerima siapapun tamunya,” ujar Nur Fitrotulloh, salah seorang pengasuh Ponpes Al Islam saat menemui SH di Masjid Pondok, Jumat (8/11) siang.

Ponpes dengan 154 santri itu disebut-sebut terkait dengan jaringan teroris internasional Jamaah Islamiyah yang tokoh pengendalinya adalah pemimpin Ponpes Al Mukmin Ngruki, Sukoarjo, Abu Bakar Ba’asyir.

Saat menangkap Amrozi, polisi menggeledah pula Ponpes tersebut. Tak menemukan rekan Amrozi bernama Burhan, polisi menyita sebilah golok yang biasa dipakai menyembelih hewan kurban, 1 teleskop, 4 kaset video, 4 kaset, 9 buah petasan ukuran dua jari, 10 lembar foto, dan sebuah kartu telepon seluler, satu-satunya alat komunikasi Ponpes mengingat Dusun Tenggulun belum dilayani sambungan telepon milik PT Telkom.

Para pengasuh Ponpes Al Islam membantah pesantrennya terkait dengan Amrozi. “Pesantren Al Islam tak ada kaitannya dengan isu teroris yang dituduhkan kepada Pak Abu Bakar Ba`asyir. Sebuah tuduhan keji jika hanya mendasarkannya dengan adanya seorang pengasuh di sini lulusan Pesantren Al Mukmin Ngruki Solo,” tegas Uztadz Syuhada.

Diakuinya, Abu Bakar Ba’asyir memang dua kali datang ke Al Islam. Namun, itu pun dalam kaitan memberi pembekalan kepada para santri yang akan dilepas setelah lulus dalam pendidikan.

“Terakhir, beliau datang pada Juni 2002. Tak ada kegiatan selain mengaji dan memberi pembekalan kepada santri yang akan dilepas,” kata Ustadz Ja’far Shodiq, pengasuh lainnya yang juga kakak kandung Amrozi.

Bukan Santri

Penolakan tegas juga dikeluarkan seluruh civitas Ponpes tentang klaim aparat bahwa Amrozi adalah santri Al Islam, meski salah seorang pendirinya Uztadz Khozin adalah kakak kandung tersangka pengeboman Bali itu.

Amrozi adalah putra keenam dari delapan bersaudara pasangan suami-istri, H Nur Hasyim dan Tariem. “Logikanya di mana? Usianya kini sudah 35 tahun, sedangkan Ponpes ini baru mulai tahun 1993 aktif menerima santri dengan usia antara 12 hingga 18 tahun,” ungkap Syuhada.

Meski tak pernah menjadi santri Al Islam, Amrozi memang rajin shalat di Masjid Ponpes sepulang menjadi TKI di Malaysia tahun 1997. Hanya aktivitas beribadah itulah yang selama ini dilakukannya jika berkunjung ke Ponpes Al Islam.

Syuhada juga menolak pengakuan Amrozi yang menyebut diri terlibat dalam pengelolaan konsumsi Ponpes Al Islam. “Kalau konsumsi, pengendalinya, ya, Nur Fitrotullah ini. Amrozi ke sini hanya sebatas berjamaah,” tegasnya.

Karena itu, nyaris seluruh warga Dusun Tenggulun tidak mempercayai kepiawaian Amrozi menjadi pelaksana peledakan yang meluluhlantakkan Sari Club dan Paddy’s Irish Pub. Selain hanya lulusan Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD), keahlian Amrozi hanyalah seorang montir kendaraan bermotor dan jual beli kendaraan bekas. Berbeda dengan saudara-saudaranya yang gemar menuntut ilmu di Ponpes, Amrozi tak pernah jadi santri.

Ponpes Al Islam didirikan pada 1993 oleh Uztadz Muhammad Zakaria dan Uztadz Khozin (kakak kandung Amrozi) di Dusun Tenggulun, Desa Tenggulun. Lokasi Desa Tenggulun terletak di bukit kapur, sekitar dua km di balik makam Sunan Drajad di kecamatan Paciran Lamongan. Letaknya cukup terpencil karena angkutan umum berakhir di ibu kota kecamatan yang berjarak sekitar tiga km dari Desa Tenggulun.

“Dua pekan sekali, santri yang bertugas belanja rela berjalan kaki ke pasar di kecamatan. Berangkat pagi, pulang sore hari,” kata Nur Fitrotulloh.

Kesederhanaan, kalau tak mau disebut kemiskinan, masih melingkupi Ponpes yang berdiri di atas tanah tegalan seluas kurang lebih 2000 meter persegi itu. Kompleks Al Islam terdiri dari lima bangunan besar dengan sebuah masjid yang sebenarnya layak disebut langgar (tempat salat khas pedesaan) berukuran 10 X 10 meter.

Bangunan terdepan yang terdiri dari tiga kelas dengan lantai semen dan berdinding kayu dipergunakan untuk ruang kelas. Di sisi utara terdapat bangunan yang terbagi menjadi empat ruang tidur santri putra. Setiap ruang dihuni sekitar 18–20 santri yang rela tidur beralaskan tikar di atas lantai semen.

Gedung lain dengan ukuran sama dipergunakan untuk ruang belajar sekaligus kadang-kadang difungsikan sebagai dapur. Satu-satunya bangunan bertingkat adalah untuk santri putri berada di belakang Masjid Ponpes yang dipisahkan sebuah pagar seng setinggi dua meter.

Masak kondisi seperti ini layak dikaitkan dengan teroris internasional yang kabarnya memiliki uang jutaan dolar,” kata Syuhada yang mengantar SH melihat kondisi seluruh bangunan.

Seluruh biaya operasional Al Islam, kata Syuhada, bersumber dari uang sekolah yang dibayar para santri sebesar Rp 97.500,00 setiap bulannya. Uang itu merupakan biaya memondok yang terdiri dari uang pendidikan, penginapan, makan, dan aktivitas lain di Ponpes Al Islam.

“Kami tak pernah menerima dana bantuan dari siapapun. Kalaupun ada, paling-paling donatur seikhlasnya dari wali santri,” tuturnya. Total di Al Islam terdapat 87 santri putra dan 67 santri putri. Mereka dididik oleh 20 pengasuh putra dan 10 orang pendidik putri lulusan berbagai Ponpes di sekitar kabupaten Lamongan.

Uztadz Zakaria adalah satu-satunya pengasuh lulusan Ponpes Al Mukmin Ngruki Solo pimpinan Abu Bakar Ba’asyir, tahun 1992 lalu. (SH/dwi budiono)

Lengkapnya »»»